Graffiti in u'r Body

Thursday, 7 October 2010

EKALAYA

Ekalaya



Ekalaya dalam dunia pewayangan dikenal sebagai raja tampan dan sakti yang beristrikan wanita cantik dan setia bernama Dewi Anggraini.Ia adalah putera Prabu Hiranyadanu dari Negeri Nisada atau Paranggelung yang kemudian ia mewarisi tahta ayahnya.Prabu Ekalaya dikenal juga dengan nama Palgunadi.



Ketika mendengar tentang adanya guru pandai yang bernama Resi Drona,ia datang ke Kerajaan Astina dan melamar menjadi muridnya.Namun keinginannya itu tidak terlaksana,sebab Resi Drona telah berjanji hanya akan mengajarkan ilmunya pada para Kurawa dan Pandawa saja.Karena tidak diterima sebagai murid,Ekalaya lalu mencuri dengar setiap kata-kata Drona waktu sedang mengajar.Setelah itupun ia tekun berlatih mempraktekan ajaran Drona.Karena ketekunannya lama kelamaan ilmu yang dimiliki Ekalaya sebanding dengan Arjuna,terutama dalam ilmu memanah.



Suatu hari ketika Ekalaya alias Palgunadi sedang berlatih memanah di hutan,seekor anjing pemburu datang mendekat lalu menggonggonginya.Ekalaya mencoba mengusir,tetap anjing itu tetap menggonggong.Lama-lama habislah kesabarannya,diambilnya tujuh buah anak panah,dipasang pada busurnya,dan dengan sekali bidik,ketujuh anak panah itu melesat lalu menancap tepat ke moncong anjing itu,lalu mati.Tidak lama kemudian datanglah pemilik anjing itu,yaitu Arjuna.Waktu itu memang Arjuna sedang berburu di hutan ditemani oleh anjingnya.Ketika melihat anjingnya mati dengan tujuh buah anak panah menancap sekaligus di moncongnya,ia sangat marah.Selain marah karena kematian anjingnya,Arjuna juga merasa kagum sekaligus cemburu karena keahliannya dalam hal panah memanah kini tersaingi oleh seseorang.Sebagai orang yang selama ini dikenal paling ahli memanah,Arjuna merasa tidak akan sanggup membidik sasaran dengan tujuh buah anak panah sekaligus.Karena itu dengan hati amat penasaran ia mencari siapa orang itu.Setelah akhirnya berjumpa dengan pembunuh anjingnya itu,Arjuna mendapat keterangan bahwa pemanah itu bernama Bambang Ekalaya atau Palgunadi dari negeri Paranggelung.Kepada Arjuna,Ekalaya mengaku bahwa keahliannya memanah dia dapatkan dari Resi Drona,yang dianggapnya sebagai gurunya.



Setelah mendengar keterangan itu Arjuna buru-buru kembali ke istana Astina.Hatinya makin marah karena merasa dikhianati oleh gurunya,Resi Drona.Setelah berjumpa dengan Resi Drona segera saja Arjuna menuduh gurunya itu telah menyalahi janjinya untuk memberikan seluruh ilmunya hanya pada Arjuna.Resi Drona membantah telah mengajarkan ilmu memanah pada orang lain,dan bahkan membantah bahwa dirinya kenal dengan Bambang Ekalaya.Untuk meyakinkan Arjuna bahwa Ekalaya bukan muridnya,Drona minta dipertemukan dengan Ekalaya,lalu Arjuna membawa gurunya itu pada Bambang Ekalaya.Di tempat Ekalaya,Drona melihat sebuah patung menyerupai dirinya.Sementara itu setelah Ekalaya melihat siapa yang datang,segera ia menghaturkan sembah hormatnya,seperti selayaknya murid menyambut kedatangan gurunya.Lalu Resi Drona bertanya siapa guru Ekalaya sebenarnya,dijawab olehnya Resi Drona lah gurunya.Tapi karena tanpa ijin Resi Drona,maka untuk menunjukkan bukti kesetiaan dan kepatuhan murid pada gurunya,Resi Drona meminta Ekalaya memberikan ibu jari tangan kanannya.Ekalaya berpikir sejenak,hatinya ragu,karena sejak lahir pada ibu jari tangan kanannya telah terpasang cincin Mustika Ampal pemberian dewa.Namun karena Ekalaya memang ingin sekali berbakti pada Resi Drona,permintaan itu akhirnya dipenuhi.Ibu jari tangan kanannya segera dipotongnya sendiri,dan diserahkannya pada Resi Drona.Dan demikian sejak itu,Ekalaya tidak dapat lagi memanah dengan baik,karena tangan kanannya kini tinggal memiliki empat jari saja.Sesudah menerima ibu jari tangan Ekalaya,Resi Drona lalu memberikannya pada Arjuna.Terjadilah keajaiban,ibu jari Ekalaya seketika menempel ke tangan kanan Arjuna sehingga sejak itu tangan kanan Arjuna berjari enam.



Beberapa tahun kemudian secara kebetulan,Arjuna bertemu dengan Dewi Anggraini seorang diri,Arjuna langsung terpikat pada istri Bambang Ekalaya itu.Dengan berbagai cara Arjuna berusaha agar Dewi Anggraini bersedia menjadi istrinya walaupun ia tahu bahwa Anggraini telah bersuami.Tetapi Dewi Anggraini ternyata tidak tergoda rayuannya,akhirnya Arjuna berusaha memakai cara kekerasan.Akibatnya untuk menyelamatkan kehormatannya,Anggraini bunuh diri dengan cara menerjunkan diri ke dalam jurang.Peristiwa ini membuat Ekalaya marah besar dan menantang Arjuna untuk bertanding.Ekalaya sadar sejak ia kehilangan Mustika Ampal di ibu jarinya,ia tidak sanggup membidik sasaran dengan baik.Namun demi kehormatan istrinya dan kebanggaan dirinya ia terpaksa menantang Arjuna.Akhirnya Ekalaya memang kalah dan gugur terkena panah Arjuna.Menjelang ajalnya,Ekalaya sadar bahwa Resi Drona telah menipunya dengan meminta ibu jari tangan kanannya.Maka ia pun mengucapkan kutukannya,kelak saat pecah perang Baratayuda arwahnya akan membalas dendam dengan cara menyusup ke tubuh seorang ksatria muda yang pernah berguru pada Resi Drona.Kutukan itu nantinya akan terbukti,dalam Baratayuda Drona akhirnya mati di tangan Drestajumena,putra Prabu Drupada yang disusupi arwah Ekalaya.Dendam arwah Ekalaya bukan pada Arjuna,melainkan pada Resi Drona karena dua hal,yakni sikap Drona yang tidak mau menerimanya sebagai murid dan yang kedua karena Drona telah menipunya dengan meminta ibu jari tangan kanannya sehingga ia kehilangan kemahiran dan kesaktiannya dalam memanah.

Artikel ini diambil dari http://teguhrahardjo.blogspot.com/search?updated-max=2010-05-29T19%3A30%3A00-07%3A00&max-results=7&reverse-paginate=true



0 comments:

Post a Comment

Graffiti in u'r Body